1. Sinopsis
Dalam cerpen “Telaga Angsa” ini menceritakan sebuah keluarga besar yang menonton pertunjukan balet Rusia dan balet Indonesia “Swan Lake” pesta ini yang disuguhkan oleh Yayasan Jantung Indonesia, sebagai sponsor pertunjukan. “Swan Lake” karya Tchaikovsky yang sudah melegenda, sangat popular di seluruh dunia. Lakon “Swan Lake” menceritakan dayang-dayang istana dan ratunya, Odette, yang disihir Rothbart menjadi angsa. Siang hari mereka adalah angsa yang merenangi telaga. Baru pada malam hari mereka menjadi manusia kembali. Hanya cinta sejati yang mengalahkan sihir itu.
2. Analisis stilistika cerita pendek
Adapun cerpen yang akan saya analisis adalah cerpen “Telaga Angasa” karya Danarto. Cerpen ini akan ditelaah berdasarkan struktur kalimat yang dihubungkan dengan gaya bercerita dan pemilihan leksikal yang akan dikaitkan juga dengan pemakaian majas.
a. Struktur Kalimat Gaya Cakapan dan Gaya Bercerita
Gaya cakap dan gaya bercerita yang digunakan oleh Danarto sederhana, hanya diawal ceritasaja Dia banyak menggunakan bahasa-bahasa kiasan/menggunakn majas, di saat dia menceritakan pertunjukan penari balet, tetapi di pertengahan dan di akhir cerita Danarto mea Danarto menggunakan bahasa percakapan yang biasa/sehari-hari. Apalagi yang di akhir ceringgunakan bahasa percakapan yang biasa/sehari-hari, mereka menceritakan kembali pertunjukan balet, dan seorang kakek yang sangat ngotot karena pakaian yang dipakai para penari balet itu kesannya telanjang/mengumbar aurat, yang diinginkan seorang kakek itu para penari balet bisa menggunakan pakaian selayaknya orang berbudaya timur. Di akhir cerita Danarto menggunakan kata-kata yang indah/pilihan katanya bagus “Wajah Allah itu memancar memenuhi alam semesta dan kita makhluk ciptaannya dapat menatap wajah itu secara gambling. Ada api yang menyala-nyala, ada air yang mudah mematikan api. Ada tanah yang bisa menumbuhkan padi sehingga kita tidak leparan. Ada angin yang tidak kelihatan yang membuat kita bernapas hidup puluhan tahun. Ada zat yang mendorong kita beranak-piak. Dan ternyata Allah itu indah, Allah mencintai keindahan.”
b. Pemilihan Leksikal
Cerpen ini bersifat realisme yang menggambarkan tentang dunia kini dengan segala keadaan dan kenyataan yang dimilikinya. Hal tersebut bisa dilihat dari kalimat:
Contoh: “tapi, saya tidak setuju dengan kostum para penari,” tukas kakek.
“Itu kan mengumbar aurat.”
“Tapi kesan telanjangnya jelas.”
Mungkin di sini seorang kakek yang tidak setuju dengan kostum yang kenakan oleh para penari balet, karena dia sangat menghargai budaya timur, dan yang diinginkan seorang kakek itu penari balet harus bisa mempertahankan adat ketimuran kita.
Pilihan leksikal bahasa asing banyak dipengaruhi oleh bahasa asing ini terlihat dalam nama – nama tokoh yang digunakan oleh Danarto seperti nama-nama para penari balet: maya Ivanova dan Natalya Ashikhmina (pemeran Odette secara bergantian), Irma Ablitsova (pemeran Odille), Maxin Fomin dan Andrai Joukov (pemeran Siegfried bergantian), dll.
Viatcheslay Gordeev : Direktur artistic Russian state Ballet of Moscow, Masami Chino,
“Eyang kok tiba-tiba jadi diktator.”
Kata “diktator” adalah kepala pemerintah yang menjalankan tugas dengan kejam dan sewenang-wenang.
c. Majas
Majas personifikasi yaitu yang mengungkapkan atau mengutarakan sesuatu benda dengan membandingkannya dengan tingkah dan kebiasaan manusia.
Contoh: “angin sepoi-sepoi, yang mengelus rambutnya.” Karena yang biasa mengelus rambut adalah tingkah manusia.
“Alangkah juwitanya pandangan hidup mereka.”
“Dalam menopang torso yang sepadan yang melahirkan kelenturan gerak bagai kijang.” Karena melahirkan itu kebiasan manusia.
Kata yang bergaris miring adalah majas simile yaitu gaya bahasa perbandingan yang ditandai dengan kata depan atau kata penghubung seperti layaknya, bagaikan, seperti, dan bagai.
“Dalam menopang torso yang sepadan yang melahirkan kelenturan gerak bagai kijang.”
Majas metafora
Contoh: “ mereka saling memagut dan bercinta. Asmara angsa, adakah yang lebih indah waktu tubuh bergetar, bulu-bulu bergetar ketika mencapai puncak.
Danarto pandai memilih kata dalam menulis cerpennya seperti kata:
“mendulang” “ Zahra juga banyak mendulang informasi dari maya” biasanya mendulang itu kata yang digunakan bagi orang-orang pendulang emas dll.
“Banyak Negara yang busuk,” karena kata busuk itu biasa dipakai untuk makanan yag sudah lama.
Majas hiperbola:
“sedangkan negaranya mudah lolos ke surga.”
“Wajah Allah itu memancar memenuhi alam semesta dan kita makhluk ciptaannya dapat menatap wajah itu secara gamblang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar